Selamat Datang di Community Minang Batam - Hadiri Acara Baralek Gadang Urang Awak di Arena Sport Hall, Temenggung Abdul Jamal, Pada Hari Sabtu, 07 September 2013, Pukul 09:00 - Selesai, Dimeriahkan oleh Artis Ibukota Aura Kasih dan Artis Minang

Tuesday 3 September 2013

Restoran / Rumah Makan Padang di Luar Negeri

Restoran Padang Pertama di Beijing




Gamad atau musik khas Minang terdengar riang di Shimao Departement Store, Beijing, seolah memanggil orang untuk datang mendekat. Ratusan warga negara Indonesia, Tiongkok dan warga negara asing lainnya tampak memadati sebuah rumah makan ‘Padang’ di lantai tiga kawasan pertokoan tersebut. 

Kerinduan terhadap cita rasa masakan nusantara rupanya juga memikat sejumlah duta besar dan perwakilan asing lain dari negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menikmati suasana hangat dan meriah acara peluncuran Restoran ‘Padang’, bersama dengan ratusan tamu undangan lainnya, Sabtu (8/12/2012).

Dalam sambutan pembukaan restoran Padang seperti termuat dalam siaran pers KBRI Beijing, Dubes Imron Cotan, menyatakan bahwa rumah makan ini merupakan rumah makan Padang pertama yang didirikan di Beijing, bahkan di seluruh wilayah Tiongkok. 

Restoran ini juga merupakan rumah makan Padang terbesar yang ada di luar wilayah nusantara. Rumah makan milik Mr. Yusof Ma, Mr. Huang Hua dan Ujang Marhum ini merupakan bukti kecintaan mereka terhadap budaya dan kuliner Indonesia khususnya Sumatera Barat, serta komitmen mereka untuk membagi pengalaman dan memperluas ‘foot-print’ Indonesia di Beijing dan Tiongkok.

Para tamu undangan dan pengunjung dapat menikmati berbagai sajian khas Sumatera Barat seperti Rendang, Gulai Ikan dan Sambal Lado. Selain itu para penikmat kuliner juga bisa mencicipi masakan Indonesia lainnya, seperti Nasi Goreng dan Sop Iga, serta beragam masakan muslim Tiongkok.

Dubes RI Beijing mengundang para pengunjung untuk menyumbangkan saran dan masukan bagi peningkatan pelayanan, serta kualitas dari sajian yang dihidangkan restoran ’Padang’. Masukan ini sangat penting bagi manajemen restoran, karena apabila mereka dapat bertahan lebih dari 6 bulan maka dapat dipastikan restoran tersebut akan bertahan selamanya.

Beberapa daya tarik restoran ‘Padang’ antara lain semua hidangan yang disajikan adalah halal. Masyarakat Tiongkok dan wisatawan asing yang tengah berkunjung dapat mencicipi makanan khas Indonesia yang lezat, serta kaya dengan bumbu dan cita rasa Indonesia, hasil karya empat juru masak handal yang datang langsung dari Indonesia.

Manajemen restoran ini juga berhasil menciptakan suasana khas Indonesia, dengan memajang pelaminan Padang yang mewah, serta menempatkan pepohonan dan kolam-kolam ikan untuk menciptakan suasana hutan tropis yang rindang dan sejuk. 

Tak kalah menariknya adalah para pelayan yang menggunakan baju khas Minang (Anak Daro) dan menyambut semua pengunjung dengan ucapan ’Selamat Datang’.

Restoran ’Padang’ ini berdiri di atas lahan seluas 1.200 meter persegi, tepatnya di lantai 3, Shimao Department Store, San Li Tun Diplomatic Compound, Choyang District, Beijing. 

Lokasi ini sangat strategis karena terletak di dekat kawasan diplomatik, serta berada di jantung wilayah wisata belanja penduduk Beijing dan wisatawan asing. Restoran ini memiliki ruang-ruang VIP bertema Padang, seperti Bukit Tinggi, Padang Panjang, dan Solok, yang layak untuk pertemuan resmi/ working lunch, resepsi makan malam, atau sekedar menghabiskan waktu bersama keluarga. 

Bagi masyarakat Indonesia yang kebetulan sedang berkunjung, tidak ada salahnya untuk mampir dan menikmati nikmatnya rendang pedas di ibu kota negeri Panda ini.

Salero Kito - Padang Restaurant ( Melbourne, Australia )



BEBERAPA orang pengunjung Salero Kito menyantap menu masakan Padang yang dipilih. Restoran yang berlokasi di Kota Melbourne, Australia, ini menyediakan makanan khas Minang dengan rasa yang autentik.

Selama-lamanya tinggal di negeri orang, seberagam dan selezat apa pun kuliner yang pernah dirasa, tetap saja kembali ke menu masakan rumah, masakan “kampung halaman”.

“Ini baru makanan Padang asli!” Spontan ucapan ini terlontar saat sendok pertama racikan menu masakan Padang ini menyentuh lidah.

“Salero Kito”! benar-benar selera kita! Dengan gaya saji ala fast food restaurant, menu masakan Padang tertata di hot food display: rendang daging, gulai kepala ikan, gulai sayur nangka muda, gulai ayam, gulai tunjang (kikil), gulai otak sapi, gulai kambing, sambal hijau, dendeng balado, telur balado, paru goreng, sate padang, ayam pop, ayam goreng, udang pedas, dan lain-lain.

Hmm...persis sama, tidak rugi masuk resto ini tadi. Ini bukan rumah makan Padang di Jakarta atau di tanah Sumatera Barat sana yang sudah lumrah kalau lezat. Tapi, ini adalah restoran masakan Padang Salero Kito di Melbourne, Australia. Satu porsi seharga rata-rata Aud 9.50, sudah cukup menenangkan perut.

Sulit menemukan cita rasa asli masakan Indonesia seperti ini di luar negeri, apalagi jenis masakan yang pengolahannya rumit seperti masakan Padang. Sepengamatan saya, masakan Padang sangat jarang tersaji di restoran Indonesia. Berbeda dengan kuliner China yang menyebar ke seluruh dunia sejak zaman baheula.

Bisa jadi karena masakan Padang dominan dengan rasa pedas, terkesan berat karena sarat bumbu sehingga kurang diminati orang-orang bangsa lain. Namun, semua ini justru menjadi tantangan bagi Ezra Toddy, sang chef sekaligus pemilik Salero Kito yang sudah hampir sepuluh tahun menetap di Melbourne.

Tepat sekali kalau restoran Padang ini didirikan di Melbourne yang notabene menonjol dengan penduduk multikulturalnya. Warganya sudah terbiasa dengan makanan dari berbagai bangsa, terutama kuliner Asia.

Apalagi warga Indonesia pun sangat banyak. Selama-lamanya orang Indonesia hidup di luar negeri serta seberagam dan selezat apa pun kuliner yang tersedia plus pernah dicicipi di negeri orang, tetap saja kembali ke menu masakan rumah, masakan ibu, masakan kampung halaman.

Masakan Padang autentik dalam suasana Indonesia sungguh mengobati kerinduan akan rasa makanan Tanah Air yang sesungguhnya.

“Enggak ada yang bisa menandingi kelezatan makanan negeri sendiri,” begitu menurut pengalaman indra perasa saya.

Tidak berapa lama sejak mulai beroperasi pada Agustus tahun lalu, resto yang berada di daerah suburb di sebelah tenggara Kota Melbourne langsung dikenal di seantero kota. Lokasinya di 21-23 Waverley Rd, Malvern East, VIC 3145 (Melway 68 F1), mudah dicapai dengan kereta api atau tram.

Dengan train, dari City (istilah yang lazim untuk menyebut pusat kota) pilih jurusan Pakenham/Frankston/ Dandenong; turun di halte Caulfield, dan resto ada di depan Monash University-Caulfiled. Atau dengan tram nomor tiga arah Malvern East dari City, turun di halte dekat kampus Monash, universitas yang banyak mahasiswa Indonesianya.

Berlabel sertifikat “halal”, ini pun satu kelebihannya. Salero Kito menjawab pencarian saya akan makanan halal yang biasanya sulit ditemui di negeri nonmuslim. Semua bahan baku daging disediakan pemasok Halal Meat di Provinsi Victoria. Rumah makan ini cepat memikat pelanggan dengan promosi melalui media sosial Facebook, link dengan beberapa website kuliner, Indonesian free magazine di Australia, dan flyer.

Tak heran pelanggannya tersebar di kalangan warga Indonesia pada umumnya, lingkungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne, Young Indonesian Muslim Students’ Association, para profesional,warga Malaysia di Melbourne (termasuk pejabat Malaysia yang sedang bertugas), turis Indonesia, hingga para artis dan pejabat dari Tanah Air.

Pelanggan dari orang Australia, orang China, dan orang Asia lain pun mulai sering terlihat mampir di sini. Salero Kito juga melayani pesanan antar dan katering untuk mahasiswa ataupun keluarga. Pada bulan Ramadan tahun ini, Salero Kito menyajikan cuma-cuma cendol gratis untuk berbuka puasa pada pukul 17.30-18.30 waktu setempat.

Pondok Buyung ( Sydney, Australia )



Sebuah restoran di Distrik Kensington diberi predikat 'makanan murah terbaik di Sydney'. Namanya Pondok Buyung. Restoran itu menjual masakan Padang.

Tak ada minuman alkohol yang disediakan, dekorasi ruangan terkesan ala kadarnya, namun harganya sangat terjangkau untuk ukuran kantong orang Australia. Nasi dengan dua lauk dan sayuran dibanderol 9,5 dolar Australia atau setara dengan Rp84.547.

Pondok Buyung masuk dalam daftar makanan terbaik Sydney yang dimuat buku  'Everyday Eats 2011' yang diterbitkan hari ini. Buku ini mendata makanan terbaik, di kota tersibuk di Australia tersebut, yang harganya di bawah 30 dolar Australia atau setara Rp266.900.

Buku ini diterbitkan oleh Fairfax Books yang bekerja sama dengan  Sydney Morning Herald Good Food Guide. vSementara itu, kedai 'Spice I Am' di Surry Hills mendapat predikat juara alias terbaik versi 'Everyday Eats 2011'. Penghargaan lain diberikan dalam kategori sarapan terbaik dan makanan vegetarian.

Pemilik Pondok Buyung, Peter Sjarief, mendiskripsikan makanannya sebagai "100 persen makanan asli Indonesia". Para pembeli bisa memilih dari 20 lauk yang tersedia, ada rendang, ikan berempah, sampai kari otak sapi. Juga ada tempe dan bayam berkuah santan.

Sjarief yang asal Sumatera Barat bermigrasi ke Australia pada 1976. Restorannya ini sudah beroperasi selama 20 tahun. Hebatnya, selama itu, harga makannanya baru naik sekali, dari 5,5 dollar ke 9,5  dollar Australia per paket. Sjarief mengatakan, ia bisa mempertahankan harga murah karena ini adalah bisnis keluarga.

Soal rasa makanan, Sjarief bersyukur,  naiknya kunjungan turis Australia ke Bali membawa pengaruh ke lidah mereka yang sudah mengecap kuliner Indonesia. Itu sangat membantu bisnisnya.

"Saya tidak melakukan apapun untuk promosi, ini menyebar begitu saja dari mulut ke mulut," kata dia seperti dimuat syrney Morning Herald, Selasa 22 Februari 2011. "Yang jelas, kualitas harus dipertahankanHarus ada standar yang baik, ini tentang bekerja keras."

MinangAsia ( New York, Amerika Serikat )

Sekarang kalau ke luar negeri khususnya Amerika, warga Indonesia tidak perlu bingung mencari masakan Indonesia. Karena di Amerika sudah banyak tersebar restoran masakan Indonesia, salah satunya Restoran Minang Asia, yang khusus menyajikan masakan Padang.

Nani, pemilik restoran menyebutkan bahwa warga Indonesia di Amerika yang tersebar di San Fransisco, Boston, dan Maryland sudah banyak yang tahu dan sering makan di restoran yang dia bangun sejak tiga tahun lalu dan berada di Liverty Avenue New York tersebut.

Seperti di restoran padang umumnya, Restoran Minang Asia yang sudah banyak diliput media massa disana juga menyajikan hidangan berupa rendang, gulai otak, dan berbagai sate seperti sate daging dan sate ayam.

"Sebagian dari mereka yang sempat pulang ke Indonesia dan balik sini malah bilang, sate buatan saya disini lebih enak ketimbang disana hehehe," ujar Nani.

Meski hidup di negara orang, Nani yang sudah 11 tahun tinggal di Amerika justru merasa lebih senang disana. Menurutnya, awalnya merasa susah hidup di Amerika ternyata setelah bisa buka usaha, semua perasaan itu hilang.

"Hidup di Indonesia lebih susah, disana banyak sarjana  yang nganggur, disini saya yang sudah tua saja bisa hidup dan usaha. Saya berterimakasih kepada warga Indonesia yang sering makan disini," tambah Nani. 

Indo Kitchen ( California, Amerika Serikat )
 
Di Hollywood ada Indo Kitchen yang terletak di Fourt Street, Alhambra, California. Indo Kitchen lebih dikenal sebagai restoran Padang di Hollywood. Terletak di kawasan yang lumayan strategis. Papan namanya cukup jelas menunjukkan jati dirinya sebagai restoran Padang. Seperti juga di restoran Padang lain, di sini juga ditawarkan rendang, kalio ati, sambal cabe, dan sebagainya.

Restoran Padang memang mendominasi restoran-restoran Indonesia di luar negeri. Selain Padang, restoran lain lebih memposisikan sebagai restoran Indonesia yang menyajikan berbagai menu daerah. Restoran-restoran ini tak hanya menyediakan makanan bagi orang Indonesia di rantau, tapi sekaligus mempromosikan Indonesia karena penikmatnya tidak cuma orang Indonesia di sana.

Indonesia Restaurant ( California, Amerika Serikat)

Di California juga ada restoran Indonesia. Bahkan negara bagian ini merupakan negara bagian AS yang paling banyak memiliki restoran Indonesia. Di antaranya yang terletak di Post Street, San Francisco. Di jalan ini ada dua restoran Indonesia yaitu Indonesia Restaurant di 678 Post Street dan Borobudur Restaurant di 700 Post Street. Tak banyak informasi tentang Indonesia Restaurant. Namun sejumlah orang yang merekomendasikannya menyebutkan, makanan Padang-nya memang lezat.

No comments: