Pada tanggal 22 Maret 2016, sebuah postingan dari Akun Sonia Kartika membuat heboh dunia maya.
Di dalam postingannya, pemilik akun menuliskan " di himbau untuk rang bukit tinggi kota batam...ada seorang nenek tua
dari bukit tinggi mencari anak nya..sekarang dia telantar..di batu aji. "
Postingan ini di-share lebih dari 700 kali.
Sehari sebelumnya, akun seorang Anggota Polisi atas nama Zainal RZ juga mempostingkan berita tersebut.
" Telah ditemukan seorang perempuan yang berumur 73 tahun asal sitapuong
bukit tinggi Sumbar saat sekarang ini berada dipolsek Batu Aji bagi
keluarga atau rekan yg mengetahui atau yang merasa kehilangan
keluarganya segera hubungi polsek Batu Aji tlp 0778393162. " Demikian lah isi postingan belia, berhasil menarik perhatian lebih dari 500 kali dibagikan dan 100 like.
Postingan tersebut dilihat dan dikomentari oleh berbagai kalangan termasuk dari Dewan Pemerintahan Kota Batam dan Ikatan-Ikatan Keluarga Besar Sumatera Barat.
Adalah Bapak Safari Ramadhan, Anggota DPRD Kota Batam yang berhasil menghubungi anak dari nenek tersebut, hingga dijemput langsung di Kantor Kepolisian Sektor Batu Aji.
" Barusan saya sudah telp anaknya. Beliau lg menuju Polsek Batu Aji. * Trims Pak Polisi Zainal RZ. Sahabat Masyarakat. "demikian komentar beliau dalam postingan tersebut.
Berikut Screenshot Postingan
Taragak basuo bakumpua basamo. Dima bumi dipijak disitu langik dijunjuang. Dima aia ditimba disitu sumua digali. Dima rantiang dipatah disitu nagari dihuni. Adat diisi limbago dituangkan. Induk cari, dunsanak cari, induk samang cari dahulu.
Thursday, 24 March 2016
Laporan Khusus Bencana Banjir Padang Pariaman
Masih di seputaran Piaman / Pariaman dan sekitarnya.
Longsor di Jalan Lintas Tiku Pariaman, tepatnya di Paingan, Tampuniak nama kecilnya.
Tidak ada korban jiwa, tapi jalan macet sampai berjam-jam.
Sekian info dari kampung
" Masih,seputaran piaman dan sekitar nyo,,,longsor di jln lintas tiku pariaman,,tmpk nyo,di paingan,,,tampuniak namo ketek eee,,,kali jeruk namo keren ee..lai ndak ado korban jiwa doh,,tpi jln macet smpi berjam2,,,sekian info dri kmpuang... "
Laporan oleh Martin Ariech Tanjung ( 22 Maret 2016, 10.30 WIB )
Longsor di Jalan Lintas Tiku Pariaman, tepatnya di Paingan, Tampuniak nama kecilnya.
Tidak ada korban jiwa, tapi jalan macet sampai berjam-jam.
Sekian info dari kampung
" Masih,seputaran piaman dan sekitar nyo,,,longsor di jln lintas tiku pariaman,,tmpk nyo,di paingan,,,tampuniak namo ketek eee,,,kali jeruk namo keren ee..lai ndak ado korban jiwa doh,,tpi jln macet smpi berjam2,,,sekian info dri kmpuang... "
Laporan oleh Martin Ariech Tanjung ( 22 Maret 2016, 10.30 WIB )
Bencana Banjir di Kota Padang & Kota Padang Pariaman
Hujan lebat sepanjang Senin (21/3) malam hingga
Selasa (22/3) menyebabkan sejumlah aliran sungai di Padang Pariaman
meluap. Banjir pun melanda dan berdampak pada banyak pemukiman dan lahan
pertanian masyarakat.
Di Lubuk Alung, seperti disampaikan Walinagari Harry Subrata luapan
Sungai Batang Anai dan Batang Salibutan yang melintasi kampung itu,
menyebabkan 200 meter jalan runtuh, dan tak lagi bisa di lewati.
“Kini, masyarakat Gamaran kalau ke Lubuk Alung atau keluar dari
kampung ini harus berbelok jauh ke Sakayan dan Pasie Laweh,” ujarnya. Di
samping itu, 10 rumah di Salibutan mengalami kerusakan berat dan
sedang, akibat hempasan sungai. Sekitar 30 hektare lahan sawah dan
ladang petani punah seketika
REPUBLIKA.CO.ID
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang berkepanjangan menyebabkan
banjir di beberapa wilayah di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat hari ini, Selasa (22/3). Hujan berintensitas tinggi
mulai terjadi pukul 03.30 sampai 05.00 Wib.
Beberapa wilayah yang terdampak antara lain Kecamatan Koto Tangah, terdiri dari tujuh kelurahan dengan ketinggian air masing-masing 1-1,2 meter; Kecamatan Padang Selatan dengan ketinggian air 1 meter; dan Kecamatan Padang Utara dengan ketinggian air mencapai 80 sentimetr - 1 meter.
''Saat ini aparat Pemda, BPBD, Brimob, TNI , BPBD Prop Sumbar dan SAR , sudah maksimal menurunkan tim dan perahu karet, namun karena luasnya areal evakuasi warga di tiga wilayah di Kota Padang menyebabkan belum semua bisa dijangkau,'' kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Selasa (22/3).
Diperkirakan masih ada ratusan warga yang terjebak dan belum sempat dievakuasi, di kawasan terparah di Kecamatan Koto Tangah. Sementara ini, belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut.
Menurut Sutopo, BPBD Kota Padang mengharapkan bantuan perahu karet dan logistik, dan sedang meminta bantuan dari BPBD kab/kota terdekat untuk peralatan perahu karet dan lainnya. Penyebab banjir karena curah hujan tinggi dan meluapnya sungai Batang Arau dan anak-anak Batang Arau.
''Dilaporkan jembatan by pass dekat masjid Siti Rahmah terputus dan menyulitkan evakuasi, dan beberapa sekolah SD, SMP, SMA di wilayah terdampak diliburkan,'' katanya.
Sementara di Wilayah Kabupaten Padang Pariaman dilaporkan banjir terjadi di Kecamatan Ulakan Tapakis; Nagari Tapakis dan Nagari Ulakan, Kecamatan Lubuk Alung di Nagari Sikabu, Kecamatan Batang Anai di Nagari Kasang. Sementara wilayah Perumahan Kasai Nagari Kasang Kabupaten Padang Pariaman, tinggi banjir mencapai 1,5 meter.
''Kemungkinan air bertambah karena sangai sekarang curah hujan masih tinggi sebagian masyarakat sudah mengungsi, Tim SAR BPBD Kabupaten Padang Pariaman sudah di lokasi, Korban jiwa tidak ada,'' kata Sutopo.
Beberapa wilayah yang terdampak antara lain Kecamatan Koto Tangah, terdiri dari tujuh kelurahan dengan ketinggian air masing-masing 1-1,2 meter; Kecamatan Padang Selatan dengan ketinggian air 1 meter; dan Kecamatan Padang Utara dengan ketinggian air mencapai 80 sentimetr - 1 meter.
''Saat ini aparat Pemda, BPBD, Brimob, TNI , BPBD Prop Sumbar dan SAR , sudah maksimal menurunkan tim dan perahu karet, namun karena luasnya areal evakuasi warga di tiga wilayah di Kota Padang menyebabkan belum semua bisa dijangkau,'' kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Selasa (22/3).
Diperkirakan masih ada ratusan warga yang terjebak dan belum sempat dievakuasi, di kawasan terparah di Kecamatan Koto Tangah. Sementara ini, belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut.
Menurut Sutopo, BPBD Kota Padang mengharapkan bantuan perahu karet dan logistik, dan sedang meminta bantuan dari BPBD kab/kota terdekat untuk peralatan perahu karet dan lainnya. Penyebab banjir karena curah hujan tinggi dan meluapnya sungai Batang Arau dan anak-anak Batang Arau.
''Dilaporkan jembatan by pass dekat masjid Siti Rahmah terputus dan menyulitkan evakuasi, dan beberapa sekolah SD, SMP, SMA di wilayah terdampak diliburkan,'' katanya.
Sementara di Wilayah Kabupaten Padang Pariaman dilaporkan banjir terjadi di Kecamatan Ulakan Tapakis; Nagari Tapakis dan Nagari Ulakan, Kecamatan Lubuk Alung di Nagari Sikabu, Kecamatan Batang Anai di Nagari Kasang. Sementara wilayah Perumahan Kasai Nagari Kasang Kabupaten Padang Pariaman, tinggi banjir mencapai 1,5 meter.
''Kemungkinan air bertambah karena sangai sekarang curah hujan masih tinggi sebagian masyarakat sudah mengungsi, Tim SAR BPBD Kabupaten Padang Pariaman sudah di lokasi, Korban jiwa tidak ada,'' kata Sutopo.
Rombongan dari Pemerintahan Kota Padang Pariaman meninjau langsung lokasi bencana
Kondisi di lokasi banjir
Penggalangan Dana Bantuan " Pedulu Banjir dan Longsor SUMBAR "
Kumpulan Berita Bencana Banjir dan Longsor SUMBAR yang dihimpun Media Nasional
1. ANTARA News
Padang Aro, (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menetapkan tanggap darurat terkait bencana alam, berupa banjir dan longsor, yang melanda daerah itu pada Senin (8/2).
"Tanggap darurat kami tetapkan sejak Senin hingga 14 hari ke depan. Status ini melihat banyaknya infrastruktur yang rusak, sawah yang rusak dan banyaknya masyarakat yang terdampak langsung akibat bencana itu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Editorial, Selasa.
Masa tanggap darurat tersebut bisa diperpanjang 15 hari hingga sebulan jika penanggulangan dampak bencana belum tuntas, katanya.
Ia menyebut, setelah banjir surut pada Senin sore, saat ini masyarakat yang rumahnya tergenang banjir mulai membersihkan lumpur yang mengendap dan potongan kayu-kayu yang yang dibawa air bah akibat luapan sungai tersebut.
Pemerintah setempat mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk membantu masyarakat dalam membersihkan lumpur yang dibawa banjir bandang.
Pantauan Antara di sejumlah lokasi yang terdampak langsung banjir, seperti di Nagari Pasar Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu, masyarakat mulai membersihkan rumahnya dari lumpur dengan peralatan seadanya, seperti cangkul.
Banyak dari mereka yang mengeluarkan perabotan dan peralatan rumah tangga di depan rumah karena tidak sempat diselamatkan ketika banjir melanda.
Sementara di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Pagu, yang turut direndam banjir, Polres setempat mengerahkan sejumlah personel dari Sabhara dan Polantas untuk membersihkan kantor itu dari lumpur.
Para penghuni asrama polisi di Polsek Sungai Pagu juga mulai mengeluarkan barang-barang mereka yang tidak sempat diselamatkan.
Tampak juga murid SMPN 2 Solok Selatan secara bergotong royong membersihkan sekolah mereka dari endapan lumpur.
Editorial menyebutkan, pemerintah telah meminta bantuan warga daerah itu yang memiliki alat berat untuk membantu penanggulangan bencana, seperti melakukan penimbunan jalan nasional yang rusak seperti di daerah Liki, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir.
Sementara terkait upaya pencarian korban tanah longsor di Taratak Tinggi, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauah Duo, hingga Selasa siang belum membuahkan hasil. Namun pemerintah setempat bersama Basarnas, TNI/Polri serta bantuan warga setempat masih melakukan pencarian.
Solok Selatan, kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang, pada Senin dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor. Sekitar 2.000 rumah warga terendam banjir yang datang sekitar pukul 02.00 WIB akibat meluapnya sejumlah sungai setelah hujan lebat mengguyur daerah itu.
Derasnya arus sungai yang meluap menyebabkan setidaknya tujuh jembatan rusak tidak bisa digunakan dan memutus akses masyarakat, jalan terban, rumah warga hanyut, sawah terendam, merusak jaringan irigasi, jaringan PDAM. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa banjir tersebut.
Hujan juga membuat tanah longsor di sejumlah titik. Namun yang terparah di Taratak Tinggi yang menimbulkan korban jiwa sebanyak lima orang, satu dalam pencarian dan satu orang lagi dinyatakan selamat.
Hujan juga membuat sejumlah titik jalan nasional rusak kendati masih bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Tafsiran BPBD setempat kerugian akibat bencana alam itu sebesar Rp60 miliar.
2. Merdeka.com
Merdeka.com - Hujan deras mengguyur wilayah Solok Selatan sejak Kamis (13/12) malam hingga Jumat (14/12) pukul 02.00 WIB, mengakibatkan banjir bandang. Dua orang hilang dalam musibah ini.
"Banjir bandang di dua Kanagarian yaitu Pakan Rabaa (jorong sungai Pangku) dan Pakan Rabaa Timur (jorong Pinti Kayu dan jorong Sapan Salak) Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh," ujar Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (14/12).
Selain 2 orang hilang, kerugian materil antara lain 1 rumah hanyut, 10 rumah rusak parah, 1 jembatan putus, 175 rumah dan 3 sekolah terendam banjir.
"Korban hilang akibat hanyut atas nama Dasinan (70) dan Sinis (35) yang berasal dari jorong Sapan Salak Nagari Pakan Rabaa Timur. Pencarian korban masih dilakukan oleh tim SAR," jelas Sutopo.
3. Tempo.co
TEMPO.CO, Padang - Banjir dan longsor menghantam Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin, 8 Februari 2016. Akibatnya, kerugian tercatat mencapai ratusan miliar. "Totalnya mencapai Rp 250 miliar," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok Selatan, Editorial, saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 Februari 2016.
Banjir dan longsor melanda lima kecamatan di Kabupaten Solok Selatan, yaitu Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, Sangir, Sangir Jujuan, dan Sangir Batang Hari.
Kata Editorial, banjir merendam 2.000 rumah dengan perkiraan 6.000 jiwa. Sejumlah fasilitas umum juga diterjang banjir dan longsor. Menurut data BPBD Solok Selatan, sepanjang 100 meter jalan negara putus. Di antaranya terletak di Liki, Kecamatan Sangir. Jalan kabupaten juga putus sepanjang 200 meter. "Ada sembilan jembatan yang putus akibat banjir kemarin," katanya.
Menurut dia, banjir dan longsor juga merusak 500 hektare lahan pertanian. Ribuan kolam ikan milik masyarakat juga dihanyutkan banjir. Saat ini, kata dia, banjir sudah mulai surut. Sejumlah warga telah kembali ke rumah masing-masing. "Pemerintah daerah juga telah menetapkan darurat bencana banjir dan longsor sejak kemarin," tuturnya.
Tingginya curah hujan di Sumatera Barat menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di sepuluh kabupaten dan kota. Yang terparah terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan.
Sebanyak enam orang tertimbun longsor di Jorong Taratak Tinggi, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan. Lima di antaranya ditemukan tewas. Tinggal seorang korban lagi yang masih dalam proses pencarian. ”Tim SAR dan masyarakat masih melakukan pencarian," ucap Editorial.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat R. Pagar Negara mengatakan, berdasarkan data sementara, ada sekitar 2.272 kepala keluarga atau sekitar 33.319 korban jiwa banjir dan longsor di Sumatera Barat. Saat ini, BPBD Sumatera Barat sedang menghitung secara keseluruhan dampak dari bencana yang terjadi pada Senin, 8 Februari 2016, itu. "Kami juga telah menyalurkan logistik ke sejumlah daerah yang terkena banjir dan longsor," ujarnya, Selasa, 9 Februari 2016.
Dan masih banyak Media Lokal & Nasional lainnya yang memuat berita banjir bandang disertai longsor yang menimpa Provinsi Sumatera Barat, terutama Kabupaten Solok Selatan dan Kabupatan Lima Puluh Kota
Maka kami para Pemuda-Pemudi Perantauan Minang yang menetap di Kota Batam berinisiatif untuk membuat sebuah pergerakan Peduli Banjir dan Longsor SUMBAR yang melibatkan Komunitas dan Organisasi Kepemudaan Minang Kota Batam menjadi satu kesatuan untuk menggalang dana.
Tanggal 13, 14, 20, dan 21 Februari dipilih untuk Penggalangan Dana dengan cara turun ke jalan yang mana ada 3 titik / persimpangan sebagai lokasi Penggalangan Dana, yaitu Simpang Kabil / Kepri Mall, Simpang Gelael, Sungai Panas, dan Simpang Baloi.
Selama 4 hari pergerakan berhasil dikumpulkan bantuan sejumlah kurang lebih 46 juta rupiah. Dan langsuang disalurkan ke lokasi bencana pada hari Rabu, 24 Februari 2016.
KOMUNITAS / ORGANISASI YANG IKUT TERLIBAT
1. CMB ( Community Minang Batam )
2. ARM ( Anank Rantau Minang )
3. RAMBERS ( Rantau Minang Bersatu )
4. GERDA MINANG ( Generasi Muda Minang )
5. GM ARP ( Generasi Muda Anak Rantau Pesisir Selatan )
6. HARIMAU SUMATERA
7. SPARTACK'S Batam
8. THE KMER'S Batam
Berikut Dokumentasi Acara Kegiatan Peduli Banjir & Longsor SUMBAR
1. ANTARA News
Padang Aro, (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menetapkan tanggap darurat terkait bencana alam, berupa banjir dan longsor, yang melanda daerah itu pada Senin (8/2).
"Tanggap darurat kami tetapkan sejak Senin hingga 14 hari ke depan. Status ini melihat banyaknya infrastruktur yang rusak, sawah yang rusak dan banyaknya masyarakat yang terdampak langsung akibat bencana itu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Editorial, Selasa.
Masa tanggap darurat tersebut bisa diperpanjang 15 hari hingga sebulan jika penanggulangan dampak bencana belum tuntas, katanya.
Ia menyebut, setelah banjir surut pada Senin sore, saat ini masyarakat yang rumahnya tergenang banjir mulai membersihkan lumpur yang mengendap dan potongan kayu-kayu yang yang dibawa air bah akibat luapan sungai tersebut.
Pemerintah setempat mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk membantu masyarakat dalam membersihkan lumpur yang dibawa banjir bandang.
Pantauan Antara di sejumlah lokasi yang terdampak langsung banjir, seperti di Nagari Pasar Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu, masyarakat mulai membersihkan rumahnya dari lumpur dengan peralatan seadanya, seperti cangkul.
Banyak dari mereka yang mengeluarkan perabotan dan peralatan rumah tangga di depan rumah karena tidak sempat diselamatkan ketika banjir melanda.
Sementara di Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Pagu, yang turut direndam banjir, Polres setempat mengerahkan sejumlah personel dari Sabhara dan Polantas untuk membersihkan kantor itu dari lumpur.
Para penghuni asrama polisi di Polsek Sungai Pagu juga mulai mengeluarkan barang-barang mereka yang tidak sempat diselamatkan.
Tampak juga murid SMPN 2 Solok Selatan secara bergotong royong membersihkan sekolah mereka dari endapan lumpur.
Editorial menyebutkan, pemerintah telah meminta bantuan warga daerah itu yang memiliki alat berat untuk membantu penanggulangan bencana, seperti melakukan penimbunan jalan nasional yang rusak seperti di daerah Liki, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir.
Sementara terkait upaya pencarian korban tanah longsor di Taratak Tinggi, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauah Duo, hingga Selasa siang belum membuahkan hasil. Namun pemerintah setempat bersama Basarnas, TNI/Polri serta bantuan warga setempat masih melakukan pencarian.
Solok Selatan, kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang, pada Senin dilanda bencana alam banjir dan tanah longsor. Sekitar 2.000 rumah warga terendam banjir yang datang sekitar pukul 02.00 WIB akibat meluapnya sejumlah sungai setelah hujan lebat mengguyur daerah itu.
Derasnya arus sungai yang meluap menyebabkan setidaknya tujuh jembatan rusak tidak bisa digunakan dan memutus akses masyarakat, jalan terban, rumah warga hanyut, sawah terendam, merusak jaringan irigasi, jaringan PDAM. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa banjir tersebut.
Hujan juga membuat tanah longsor di sejumlah titik. Namun yang terparah di Taratak Tinggi yang menimbulkan korban jiwa sebanyak lima orang, satu dalam pencarian dan satu orang lagi dinyatakan selamat.
Hujan juga membuat sejumlah titik jalan nasional rusak kendati masih bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Tafsiran BPBD setempat kerugian akibat bencana alam itu sebesar Rp60 miliar.
2. Merdeka.com
Merdeka.com - Hujan deras mengguyur wilayah Solok Selatan sejak Kamis (13/12) malam hingga Jumat (14/12) pukul 02.00 WIB, mengakibatkan banjir bandang. Dua orang hilang dalam musibah ini.
"Banjir bandang di dua Kanagarian yaitu Pakan Rabaa (jorong sungai Pangku) dan Pakan Rabaa Timur (jorong Pinti Kayu dan jorong Sapan Salak) Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh," ujar Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (14/12).
Selain 2 orang hilang, kerugian materil antara lain 1 rumah hanyut, 10 rumah rusak parah, 1 jembatan putus, 175 rumah dan 3 sekolah terendam banjir.
"Korban hilang akibat hanyut atas nama Dasinan (70) dan Sinis (35) yang berasal dari jorong Sapan Salak Nagari Pakan Rabaa Timur. Pencarian korban masih dilakukan oleh tim SAR," jelas Sutopo.
3. Tempo.co
TEMPO.CO, Padang - Banjir dan longsor menghantam Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Senin, 8 Februari 2016. Akibatnya, kerugian tercatat mencapai ratusan miliar. "Totalnya mencapai Rp 250 miliar," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Solok Selatan, Editorial, saat dihubungi Tempo, Selasa, 9 Februari 2016.
Banjir dan longsor melanda lima kecamatan di Kabupaten Solok Selatan, yaitu Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, Sangir, Sangir Jujuan, dan Sangir Batang Hari.
Kata Editorial, banjir merendam 2.000 rumah dengan perkiraan 6.000 jiwa. Sejumlah fasilitas umum juga diterjang banjir dan longsor. Menurut data BPBD Solok Selatan, sepanjang 100 meter jalan negara putus. Di antaranya terletak di Liki, Kecamatan Sangir. Jalan kabupaten juga putus sepanjang 200 meter. "Ada sembilan jembatan yang putus akibat banjir kemarin," katanya.
Menurut dia, banjir dan longsor juga merusak 500 hektare lahan pertanian. Ribuan kolam ikan milik masyarakat juga dihanyutkan banjir. Saat ini, kata dia, banjir sudah mulai surut. Sejumlah warga telah kembali ke rumah masing-masing. "Pemerintah daerah juga telah menetapkan darurat bencana banjir dan longsor sejak kemarin," tuturnya.
Tingginya curah hujan di Sumatera Barat menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di sepuluh kabupaten dan kota. Yang terparah terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan.
Sebanyak enam orang tertimbun longsor di Jorong Taratak Tinggi, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan. Lima di antaranya ditemukan tewas. Tinggal seorang korban lagi yang masih dalam proses pencarian. ”Tim SAR dan masyarakat masih melakukan pencarian," ucap Editorial.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat R. Pagar Negara mengatakan, berdasarkan data sementara, ada sekitar 2.272 kepala keluarga atau sekitar 33.319 korban jiwa banjir dan longsor di Sumatera Barat. Saat ini, BPBD Sumatera Barat sedang menghitung secara keseluruhan dampak dari bencana yang terjadi pada Senin, 8 Februari 2016, itu. "Kami juga telah menyalurkan logistik ke sejumlah daerah yang terkena banjir dan longsor," ujarnya, Selasa, 9 Februari 2016.
Dan masih banyak Media Lokal & Nasional lainnya yang memuat berita banjir bandang disertai longsor yang menimpa Provinsi Sumatera Barat, terutama Kabupaten Solok Selatan dan Kabupatan Lima Puluh Kota
Maka kami para Pemuda-Pemudi Perantauan Minang yang menetap di Kota Batam berinisiatif untuk membuat sebuah pergerakan Peduli Banjir dan Longsor SUMBAR yang melibatkan Komunitas dan Organisasi Kepemudaan Minang Kota Batam menjadi satu kesatuan untuk menggalang dana.
Tanggal 13, 14, 20, dan 21 Februari dipilih untuk Penggalangan Dana dengan cara turun ke jalan yang mana ada 3 titik / persimpangan sebagai lokasi Penggalangan Dana, yaitu Simpang Kabil / Kepri Mall, Simpang Gelael, Sungai Panas, dan Simpang Baloi.
Selama 4 hari pergerakan berhasil dikumpulkan bantuan sejumlah kurang lebih 46 juta rupiah. Dan langsuang disalurkan ke lokasi bencana pada hari Rabu, 24 Februari 2016.
KOMUNITAS / ORGANISASI YANG IKUT TERLIBAT
1. CMB ( Community Minang Batam )
2. ARM ( Anank Rantau Minang )
3. RAMBERS ( Rantau Minang Bersatu )
4. GERDA MINANG ( Generasi Muda Minang )
5. GM ARP ( Generasi Muda Anak Rantau Pesisir Selatan )
6. HARIMAU SUMATERA
7. SPARTACK'S Batam
8. THE KMER'S Batam
Berikut Dokumentasi Acara Kegiatan Peduli Banjir & Longsor SUMBAR
5 Keunikan Jembatan Kelok 9
Kelok 9 adalah jalan yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Riau, tepatnya terletak di Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Koto. Dulu kelok 9 adalah salah satu jalan yang cukup menyeramkan bagi para pengendara karena bentuk jalan yang curam dan berbatasan langsung dengan jurang.
Namun kini, orang dengan sengaja lebih memilih untuk melewati kelok 9 untuk menikmati keindahan dan kemegahan arsitektur jalan lintas ini. Lantas, apa saja yang menjadi kekhasan dan keistimewaan dari kelok 9 ini? Berikut adalah keistimewaan yang dimiliki oleh Kelok 9:
1. Merupakan Hasil Karya Anak Bangsa
Siapa sangka ternyata kemegahan dan pemandangan yang dimiliki oleh jembatan kelok 9 merupakan karya dari anak bangsa yang menggunakan konsep green construction dan yang paling membanggakan menggunakan produk-produk dalam negeri. Hal yang sangat membanggakan.
2. Konstruksi yang unik
Para pengendara yang melewati kelok 9 dipastikan tidak akan bosan. Karena konstruksi jalan yang unik. Kelok 9 yang dulu yang berbatasan dengan jurang sekarang tidak lagi menyeramkan karena ditopang oleh 30 pilar yang kokoh dengan ketinggian 10-15 meter dan dapat menampung 14.000 kendaraan setiap harinya. Kelok 9 memiliki jembatan penghubung yang membentang meliuk-liuk dan menjadi ciri khas dari kelok 9 itu sendiri dengan panjang 2,5 KM.
3. Menjadi salah satu tempat wisata.
Panorama yang indah yang diwarkan oleh jembatan kelok 9 tentu saja akan mengundang ketertarikan dari para pengendara yang melewatinya. Tak asing jika Kelok 9 dijadikan sebagai tempat wisata untuk sekedar beristirahat ataupun untuk berfotoria seklaigus menikmati indahnya hutan yang mengelilingi Kelok 9.
4. Usia Kelok 9 yang jauh lebih tua dari Indonesia
Ternyata Kelok 9 memiliki usia yang lebih tua dibanding Negara ini. Kelok 9 dibangun pada masa Kolonial Belanda tahun 1910 dan kurang lebih 104 tahun jauh lebih tua dibanding dengan merdekanya negara kita yaitu tahun 1945. Namun usianya yang tua bukan berarti konstruksi bangunannya juga tua, terlihat bahwa pembangunan ulang Kelok 9 semakin memperkokoh keberedaan kelok 9 yang dimana pada tahun 2013 lalu telah diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden pada saat itu.
5. Menjadi Ikon Sumatera Barat
Jika Jawa Timur memiliki Jembatan Suramadu dan Sumatera Selatan memiliki Jembatan Ampera, maka Sumatera Barat tak ingin kalah. Jembatan Kelok 9 menjadi kebanggan dan Landmark propinsi ini. Dengan adanya jembatan kelok 9, Sumatera Barat semakin dikenal dan akan menjadi salah satu destinasi wisata bagi para pelancong yang tidak ingin kehilangan sensasi menyeberangi jembatan yang dikelilingi oleh lembah dan hutan.
Bagi anda yang datang berkunjung ke Sumatera Barat tak ada salahnya datang dan merasakan sensasi perjalanan yang menyenangkan sekaligus merasakan alam dan melihat pemandangan yang indah dari atas jembatan ini.
Dikutip dari Citizen6, Payakumbuh ( Liputan 6 )
Legenda Danau Di Atas dan Danau Di Bawah ( Danau Kembar )
Legenda Danau Atas dan Danau Bawah
Para Sahabat mungkin pernah mendengar nama Danau di Atas dan Danau Di Bawah, yaitu dua buah danau yang berdekatan (kembar) yang terletak di Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Sumatera Barat. Kini kedua Danau ini menjadi salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Danau ini sangat unik. Bila kita dari Padang menuju Alahan Panjang kita akan diantara kedua danau tersebut. Bila kita melihat ke sebelah Kanan kita akan melihat Danau Di Atas dan sebelah kiri kita adalah Danau di Bawah. Tentu akan bisa terlihat lebih jelas dan akan bisa menikmati kalau kita naik ke atas, yang merupakan pusat objek wisatanya. Sangking uniknya Penulis akhirnya bertanya-tanya dan menyampaikan ke kaguman kepada orang-orang, masyarakat sekitar. Di sinilah muncul cerita-cerita yang menurut penulis menarik untuk diceritakan. Jadi Danau Di Atas dan Danau di Bawah mempunyai sebuah legenda. Dari cerita yang penulis dengar akhirnya penulis menyusun sebagai berikut:
Di zaman dahulu kala ada seorang niniak (Orang yang Sudah Tua) yang bernama Niniak Gadang Bahan yang kerjanya adalah Maarik kayu (membuat papan/tonggak). Niniak ini sangat unik, badannya besar tinggi dan bahannya sebesar Nyiru. Bahan yang dimaksud di sini adalah beliungnya/kampak (alat untuk menebang kayu dan membuat papan). Nyiru adalah tempat menempis beras yang lebarnya kira-kira 50cmx80cm. Setiap berangkat ke hutan niniak ini tidak lupa membawa beliungnya. Niniak ini makannya hanya sekali seminggu, tapi sekali makan 1 gantang (6 kaleng susu indomil). Untuk mendapatkan kayu/papan yang bagus dia harus naik gunung/hutan. Setelah beberapa hari dalam hutan dia akan pulang dengan membawa beberapa helai papan/tonggak yang telah jadi dan membawa ke pasar untuk di jual. Dari hasil penjualan papan/tonggak inilah dia menghidupkan keluarganya.
Pada suatu hari ketika niniak ini berangkat ke hutan, di tengah hutan tempat dia bisa lewat tertutup. Niniak ini kaget, kenapa ada makhluk yang menghambat jalannya. Makhluk ini sangat besar sehingga menutup pemandangannya. Niniak berusaha untuk mengusirnya tapi makhluk ini tidak bergeming, malah balik menyerang. Ternyata makhluk ini adalah seekor ular naga yang besar. Tidak bisa disangkal lagi darah pituah niniak moyang langsung mengalir ke seluruh tubuh niniak, katanya: “Lawan tidak di cari, kalau bertemu pantang mengelak”. Terjadilah perkelahian antara naga dan niniak gadang bahan. Naga melakukan penyerangan, Niniak Gadang Bahan tidak tinggal diam. Seluruh kemampuan yang dimiliki oleh niniak gadang Bahan di keluarkan. Beliung yang berada di tangan Niniak gadang Bahan bereaksi, dan memang Niniak Gadang Bahan sangat ahli memainkannya, tentu jurus-jurus silat yang sudah mendarah mendaging oleh Niniak Gadang Bahan tak lupa dikeluarkan. Akhirnya Naga betekuk lutut dan menyerah. Naga kehabisan darah karena sabetan beliaung Niniak Gadang Bahan. Kepala Naga Nyaris putus, darah mengalir dengan deras. Angku Niniak Gadang Bahan menarik naga itu dan melempar dengan sekuat tenaga dan sampai ke sebuah lembah.
Setelah berlangsung beberapa lama Angku Niniak Gadang Bahan mendatangi lembah tempat naga dilemparkan. Ternyata Niniak Gadang Bahan kaget, naga tersebut ternyata tidak mati, dia malah melambangkan badannya dengan posisi membentuk angka delapan, darah dari kepala ular tetap mengalir sehingga memerahkan daerah tersebut. Sehingga daerah ini menjadi tempat kunjungan yang manarik bagi Angku, dan juga orang-orang yang ada di sekitar itu. Tapi apa yang terjadi, lama-lama badan ular ini mulai tertimbun oleh tanah, dan diantara dua lingkaran ular itu tergenanglah air yang membentuk dua danau kecil. Lama kelamaan danau ini terus semakin besar, sehingga terbentuklah dua bawah Danau yang besar dan indah.
Menurut cerita yang diterima itupulalah terbentuk dua nama daerah. Pertama adalah Lembah Gumanti, yang berasal dari kata “lembah nago nan mati” yaitu sekarang menjadi nama Kecamatan dari tempat kedua Danau ini. Kemudian ada juga yang mengartikan “Lembah Nago nan Sakti”. Yang kedua adalah sebuah daerah yang bernama “Aia Sirah” (Air Merah). Di daerah ini terkenal dengan airnya yang merah. Konon ceritanya penyebab dari air di daerah itu merah adalah darah yang terus keluar dari kepala naga, karena sampai sekarang Naga tersebut masih hidup dan masih mengeluarkan darah, ceritanya. Selanjutnya daerah itu diberi nama Aia Sirah (Air Merah). Ditambah lagi ceritanya antara Angku Niniak Gadang Bahan dan Naga pernah terjadi dialog, sebuah perjanjian. Kata naga satu kali setahun harus ada yang menjadi tumbal, tapi saya tidak akan mengambil dari anak cucumu. Dan ini menjadi kebenaran oleh penduduk setempat, bila dalam satu waktu tertentu bila ada yang tenggelam di Danau ini, mereka kembali mengangkat legenda ini. Dan memang yang merasa anak cucu keturunan Angku Gadang Bahan merasa yakin bila mengharungi danau ini.
Terlepas dari benar atau salah cerita ini, yang jelas orang-orang tua yang tinggal di wilayah Danau Di Atas dan Danau Dibawah sangat memahami cerita ini. Makanya cerita seperti ini dikelompokkan ke dalam Legenda, Yaitu cerita/dongeng terciptanya/penamaan sebuah negeri.*
Para Sahabat mungkin pernah mendengar nama Danau di Atas dan Danau Di Bawah, yaitu dua buah danau yang berdekatan (kembar) yang terletak di Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Sumatera Barat. Kini kedua Danau ini menjadi salah satu objek wisata di Sumatera Barat. Danau ini sangat unik. Bila kita dari Padang menuju Alahan Panjang kita akan diantara kedua danau tersebut. Bila kita melihat ke sebelah Kanan kita akan melihat Danau Di Atas dan sebelah kiri kita adalah Danau di Bawah. Tentu akan bisa terlihat lebih jelas dan akan bisa menikmati kalau kita naik ke atas, yang merupakan pusat objek wisatanya. Sangking uniknya Penulis akhirnya bertanya-tanya dan menyampaikan ke kaguman kepada orang-orang, masyarakat sekitar. Di sinilah muncul cerita-cerita yang menurut penulis menarik untuk diceritakan. Jadi Danau Di Atas dan Danau di Bawah mempunyai sebuah legenda. Dari cerita yang penulis dengar akhirnya penulis menyusun sebagai berikut:
Di zaman dahulu kala ada seorang niniak (Orang yang Sudah Tua) yang bernama Niniak Gadang Bahan yang kerjanya adalah Maarik kayu (membuat papan/tonggak). Niniak ini sangat unik, badannya besar tinggi dan bahannya sebesar Nyiru. Bahan yang dimaksud di sini adalah beliungnya/kampak (alat untuk menebang kayu dan membuat papan). Nyiru adalah tempat menempis beras yang lebarnya kira-kira 50cmx80cm. Setiap berangkat ke hutan niniak ini tidak lupa membawa beliungnya. Niniak ini makannya hanya sekali seminggu, tapi sekali makan 1 gantang (6 kaleng susu indomil). Untuk mendapatkan kayu/papan yang bagus dia harus naik gunung/hutan. Setelah beberapa hari dalam hutan dia akan pulang dengan membawa beberapa helai papan/tonggak yang telah jadi dan membawa ke pasar untuk di jual. Dari hasil penjualan papan/tonggak inilah dia menghidupkan keluarganya.
Pada suatu hari ketika niniak ini berangkat ke hutan, di tengah hutan tempat dia bisa lewat tertutup. Niniak ini kaget, kenapa ada makhluk yang menghambat jalannya. Makhluk ini sangat besar sehingga menutup pemandangannya. Niniak berusaha untuk mengusirnya tapi makhluk ini tidak bergeming, malah balik menyerang. Ternyata makhluk ini adalah seekor ular naga yang besar. Tidak bisa disangkal lagi darah pituah niniak moyang langsung mengalir ke seluruh tubuh niniak, katanya: “Lawan tidak di cari, kalau bertemu pantang mengelak”. Terjadilah perkelahian antara naga dan niniak gadang bahan. Naga melakukan penyerangan, Niniak Gadang Bahan tidak tinggal diam. Seluruh kemampuan yang dimiliki oleh niniak gadang Bahan di keluarkan. Beliung yang berada di tangan Niniak gadang Bahan bereaksi, dan memang Niniak Gadang Bahan sangat ahli memainkannya, tentu jurus-jurus silat yang sudah mendarah mendaging oleh Niniak Gadang Bahan tak lupa dikeluarkan. Akhirnya Naga betekuk lutut dan menyerah. Naga kehabisan darah karena sabetan beliaung Niniak Gadang Bahan. Kepala Naga Nyaris putus, darah mengalir dengan deras. Angku Niniak Gadang Bahan menarik naga itu dan melempar dengan sekuat tenaga dan sampai ke sebuah lembah.
Setelah berlangsung beberapa lama Angku Niniak Gadang Bahan mendatangi lembah tempat naga dilemparkan. Ternyata Niniak Gadang Bahan kaget, naga tersebut ternyata tidak mati, dia malah melambangkan badannya dengan posisi membentuk angka delapan, darah dari kepala ular tetap mengalir sehingga memerahkan daerah tersebut. Sehingga daerah ini menjadi tempat kunjungan yang manarik bagi Angku, dan juga orang-orang yang ada di sekitar itu. Tapi apa yang terjadi, lama-lama badan ular ini mulai tertimbun oleh tanah, dan diantara dua lingkaran ular itu tergenanglah air yang membentuk dua danau kecil. Lama kelamaan danau ini terus semakin besar, sehingga terbentuklah dua bawah Danau yang besar dan indah.
Menurut cerita yang diterima itupulalah terbentuk dua nama daerah. Pertama adalah Lembah Gumanti, yang berasal dari kata “lembah nago nan mati” yaitu sekarang menjadi nama Kecamatan dari tempat kedua Danau ini. Kemudian ada juga yang mengartikan “Lembah Nago nan Sakti”. Yang kedua adalah sebuah daerah yang bernama “Aia Sirah” (Air Merah). Di daerah ini terkenal dengan airnya yang merah. Konon ceritanya penyebab dari air di daerah itu merah adalah darah yang terus keluar dari kepala naga, karena sampai sekarang Naga tersebut masih hidup dan masih mengeluarkan darah, ceritanya. Selanjutnya daerah itu diberi nama Aia Sirah (Air Merah). Ditambah lagi ceritanya antara Angku Niniak Gadang Bahan dan Naga pernah terjadi dialog, sebuah perjanjian. Kata naga satu kali setahun harus ada yang menjadi tumbal, tapi saya tidak akan mengambil dari anak cucumu. Dan ini menjadi kebenaran oleh penduduk setempat, bila dalam satu waktu tertentu bila ada yang tenggelam di Danau ini, mereka kembali mengangkat legenda ini. Dan memang yang merasa anak cucu keturunan Angku Gadang Bahan merasa yakin bila mengharungi danau ini.
Terlepas dari benar atau salah cerita ini, yang jelas orang-orang tua yang tinggal di wilayah Danau Di Atas dan Danau Dibawah sangat memahami cerita ini. Makanya cerita seperti ini dikelompokkan ke dalam Legenda, Yaitu cerita/dongeng terciptanya/penamaan sebuah negeri.*
Bandar Udara Internasional Minangkabau ( BIM )
Informasi | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jenis bandara | Sipil | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||
Melayani | Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia | ||||||||||
Lokasi | Ketaping, Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat | ||||||||||
Penghubung untuk |
|
||||||||||
Ketinggian MDPL | 18 kaki (5 m) | ||||||||||
Koordinat | 0°47′12″LU 100°16′50″BT | ||||||||||
Situs web | http://www.minangkabau-airport.co.id | ||||||||||
Landas pacu | |||||||||||
|
|||||||||||
Sumber: Federal Aviation Administration
|
Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO: WIEE) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan-penerbangan dari dan ke Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2002
dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing. BIM merupakan bandara satu-satunya di dunia yang memakai nama etnis.
Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan sebagian Jambi. Sejak 1 Januari 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 00.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB.
Pembangunan
Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan. Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.
Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter. Penerbangan domestik dan internasional dilayani oleh terminal seluas 12.570 m² yang berkapasitas sekitar 2,5 juta penumpang setiap tahunnya.
Bandar udara ini adalah bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta
yang pembangunannya dilakukan dari awal. Rencana induk pembangunan
bandara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada
tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan
bandara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi
dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.
Akses
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari Kota Padang dan kota-kota lain di sekitarnya. Selain itu adapula bus Damri yang melayani rute BIM—Pasar Raya dan bus Tranex Mandiri rute BIM—Lubuk Begalung.
Selama tahun 2011, jumlah penumpang di bandara ini telah mencapai 1,3
juta, dua kali lipat lebih dari yang ditargetkan pada tahun 2010 yaitu
622.000 penumpang. Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah
daerah telah membangun jalan layang
di perempatan jalan masuk menuju bandara, yang disusul dengan pelebaran
ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas
jalan Padang—Bukittinggi.
Di sisi lain, PT (Persero) Kereta Api berencana menambah jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Simpang Haru, Padang menuju Bandara Internasional Minangkabau. Untuk itu, satu set railbus
atau kereta api jalur pendek telah didatangkan untuk melayani rute ini.
Railbus buatan PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun dengan kapasitas
150 penumpang tersebut sampai di Stasiun Simpang Haru pada 31 Desember
2012 dan diangkut melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 9 Desember 2012 menuju Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Namun, karena belum rampungnya infrastruktur, railbus ini untuk
sementara akan dioperasikan sebagai angkutan wisata dari Padang menuju Stasiun Pariaman sampai pembangunan rel baru menuju Bandara Internasional Minangkabau selesai dibangun.
Tertunda dari target semula karena ketiadaan anggaran pembebesahan
lahan, rute kereta api baru yang akan menghubungkan Kota Padang dengan
bandara ditargetkan akan rampung pada tahun 2015 mendatang.
Maskapai dan tujuan
Sejumlah penerbangan yang dilayani bandara ini sama seperti bandara sebelumnya, yaitu Bandar Udara Tabing. Untuk penerbangan domestik, antara lain dengan Jakarta, Batam, Medan, Bengkulu, Sungaipenuh, Sipora dn Bandung. Sementara untuk penerbangan internasional yaitu dengan Kuala Lumpur. Penerbangan ke Singapura yang dilayani oleh Tigerair Mandala ditutup setelah beberapa bulan beroperasi karena rendahnya tingkat isian penumpang.
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Airbus A300, Airbus A330, Airbus A340, Boeing 747 dan MD 11. Kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandar Udara Tabing,
terbukti menggairahkan aktivitas penerbangan di bandara ini. Hingga
saat ini tercatat sebanyak lima maskapai penerbangan nasional dan satu
maskapai penerbangan asing yang telah beroperasi di bandara ini, antara
lain adalah sebagai berikut.
Berikut daftar penerbangan langsung melalui Bandara Internasional Minangkabau:
Penumpang
Maskapai | Tujuan |
---|---|
AirAsia | Kuala Lumpur, Singapura |
Batik Air | Bandung, Jakarta-Halim Perdanakusuma, Jakarta-Soekarno-Hatta |
Citilink | Bandung, Batam, Jakarta-Halim Perdanakusuma, Jakarta-Soekarno Hatta, Medan, Palembang |
Express Air | Bandung |
Garuda Indonesia | Jakarta-Soekarno Hatta |
Garuda Indonesia | Haji: Jeddah |
Indonesia AirAsia | Surabaya |
Lion Air | Batam, Jakarta-Soekarno Hatta, Medan |
NAM Air | Jakarta-Soekarno Hatta |
Sriwijaya Air | Batam, Jakarta-Soekarno Hatta, Medan |
Susi Air | Bengkulu, Lasondre, Muko-Muko, Padang Sidempuan, Pulau Telo, Simpang Amprek, Sipora |
Fasilitas
Bandara ini memiliki empat garbarata yang menghubungkan terminal
dengan pesawat. Fasilitas pendukung yang dimiliki bandara ini adalah
area parkir yang luas, toko yang menjual aneka suvenir, dan makanan
seperti :
- Kentucky Fried Chicken
- Pizza Hut
Subscribe to:
Posts (Atom)